Rabu, 04 Mei 2011

DIA TANPA AKU

SINOPSIS BUKU - Dia, Tanpa Aku
Ronald, cowok kelas 2 SMA, sudah lama naksir Citra yang masih kelas 3 SMP. Tapi Ronald belum mau PDKT. Ia menunggu sampai Citra masuk SMA, karena itu ia hanya bisa mengamati Citra dari jauh.

Saat yang ditunggu Ronald selama berbulan-bulan akhirnya tiba. Citra masuk SMA! Namun Ronald kecewa karena ternyata Citra masuk SMA yang sama dengan adiknya, Reinald, dan sekelas pula.

Namun, keinginan dan harapan terbesar Ronald untuk mendekati Citra tak pernah terwujud. Cowok itu kecelakaan dan tewas di tempat, tidak jauh dari rumah Citra.

Reinald menganggap Citra-lah penyebab kematian kakaknya. Rasa marah dan keinginannya untuk menyalahkan Citra membuat sikapnya terhadap cewek itu menjadi penuh permusuhan. Keduanya kemudian kerap bertengkar tanpa Citra tahu pasti alasan sebenarnya.

Sikap Reinald berubah drastis ketika Citra memutuskan untuk tidak lagi mengacuhkannya. Kini Reinald berada di posisi yang sama seperti Ronald dulu. Perubahan sikap Reinald itu tanpa sadar mendekatkan keduanya. Dan akhirnya Reinald tak lagi ingin menjaga Citra demi almarhum kakaknya.

“Gue suka cewek lo,” ucap Reinald suatu hari di depan foto Ronald. Dan itu membuat sang kakak kemudian “kembali”! 
 
RESENSI TERKINI - Dia, Tanpa Aku 
Oleh : lintangahaha05 Agustus 2010-12:03:12
Rating
Novel ini bukan sekedar menceritakan bagaimana kisah cinta tokoh di dalamnya sampai jadian meskipun perlu diakui perjuangan salah satu tokoh di buku ini dalam kisah cintanya juga sangat menarik dan gokil, di buku ini, Esti Kinasih menyisipkan cerita sepasang kakak adik yang hubungannya sangat erat. Meski mereka suka bertengkar, namun tak dipungkiri bahwa mereka menyayangi satu sama lain. Hal itu terbukti saat Ronald, kakak Reinald sedang berjuang untuk mendapatkan cintanya. Untuk mendapatkan Citra.

Ronald punya cinta dalam hati untuk Citra. Ia memperhatikannya, menemaninya, menjaganya dari jauh. Ia rela menunggu-nunggu kemunculan Citra dari sekolahnya itu. Ronald tahu segala sesuatu tentang Citra, mulai dari kebiasaannya, kesukaannya, dan kekurangannya. Citra tidak pernah tahu itu. Bahkan suatu saat Ronald benar-benar bisa menampakkan dirinya di hadapan Citra dan itu adalah yang pertama dan terakhir kali. Itupun Citra tidak mengingatnya.

Perjuangan Ronald nyaris sempurna dan tidak sia-sia, namun Ronald akhirnya meninggal di hari yang membahagiakan bagi dirinya sendiri karena ia berniat untuk menembak Citra. Reinald dan Andika (sahabat Ronald) adalah yang paling terpukul. Bahkan Reinald yang ternyata sekelas dengan Citra menjadi bersikap sesukanya. Hampir setiap hari ia memarahi Citra tanpa alasan yang jelas. Setiap kali Citra bertanya, ia hanya menjawab bahwa Citra hanya boleh diam dan menuruti apa katanya. Citra akhirnya menjadi kesal dan memberontak. Namun, pemberontakannya itu malah menjadi awal mula segalanya. Ia menjadi teman sebangku Reinald. Lalu, Citra memutuskan untuk tidak menggubris ucapan Reinald. Reinald menjadi kesal. Reinald dan Citra sempat melaksanakan aksi diam-diaman. Itu tidak berlangsung terlalu lama hanya karena sebuah buku PKn.

Lalu, suatu saat Reinald mengutarakan isi hatinya pada Ronald di sebuah foto. Ia tidak ingin menjaga Citra untuk Ronald lagi. Ia ingin menjaga Citra untuknya. Kemudian, Ronald hadir kembali bahkan di hadapan Citra.

Novel ini menurut saya menarik sekali, meskipun kalau dilihat dari judul sangat simpel. Buku ini juga bukan sekedar menceritakan kisah cinta seperti teenlit kebanyakan. Kisah cinta di dalam novel ini penuh kejutan. Mulai dari kejadian dikira bandar narkoba, bendera nippon, sampai telepon Ronald ke sebuah radio yang tidak nyata. Oke, mungkin yang itu terlalu aneh. Namun, Esti Kinasih berhasil melibatkan kita dalam suasananya sehingga saat saya membaca meski untuk kedua kalinya saya tetap merinding dan deg-deg-an. Jadi intinya, novel ini PATUT dibaca.